Selasa, 04 Januari 2011
tulisan kewirausahaan 2
Ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini yang pertumbuhannya tidak seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan kecilnya angka penerimaan pekerja terhadap suatu perusahaan. Walaupun jumlah lapangan usaha secara keseluruhan semakin bertambah khususnya lapangan usaha yang bergerak dalam bidang restoran, penyediaan akomodasi, dan perdagangan besar dan eceran yang pertumbuhannya mencapai angka 0,52% per tahun masih belum mampu untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Disamping itu, faktor pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan keahlian bagi penduduk Indonesia karena hal ini sangat terkait dengan kemampuan penduduk dalam suatu bidang yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan ataupun membuka lapangan pekerjaan. Pengangguran sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan yang diselesaikan oleh seseorang, hal ini dapat dilihat dari angka pengangguran berdasarkan data statistik yang diperoleh. Data statistik di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi sebesar 2.620.049 berasal kelompok yang tidak/belum pernah sekolah/belum tamat sekolah dasar. Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa seseorang yang mampu menggapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki potensi untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik dibandingkan dengan yang tidak/belum pernah sekolah/belum tamat sekolah dasar karena berdasarkan data statistik di Indonesia pada tahun 2009 jumlah pengangguran bagi kelompok yang telah menyelesaikan pendidikan pada tingkat universitas berjumlah 626.621, angka tersebut sangatlah kecil dibandingkan dengan jumlah angka pengangguran yang berasal dari kelompok yang tidak/belum pernah sekolah/belum tamat sekolah dasar. Pengangguran yang terjadi pada kalangan fresh graduate universitas dikatakan wajar karena setelah lulus dari universitas mereka membutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan dengan cara mencari lowongan pekerjaan yang disediakan oleh perusahaan yang berhubungan dengan bidang keahlian atau keprofesian yang telah dimiliki saat menempuh pendidikan di universitas. Selain itu, pengangguran yang diakibatkan oleh pemecatan yang dilakukan suatu perusahaan pun membutuhkan waktu untuk mencari pekerjaan baru dan mendapatkan pekerjaan tersebut. Dalam istilah ekonomi, hal ini dinamakan pengangguran friksional (frictional unemployment) yakni pengangguran yang muncul akibat adanya senjang waktu bagi pekerja untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan selera dan kemampuan mereka. Istilah tersebut sering digunakan untuk pengangguran jangka pendek. Ini merupakan salah satu alasan mengapa dalam suatu negara akan selalu menghadapi pengangguran karena masyarakat membutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan dengan cara mencari pekerjaan yang sesuai dengan selera dan keinginan mereka. Pada proses pencarian kerja terdapat proses pencocokkan pekerja dan pekerjaan yang sesuai pada perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan tersebut. Jika semua sesuai, maka pengangguran tidak akan menjadi masalah. Namun dalam dunia nyata, terdapat faktor yang menyebabkan permasalahan terjadi, antara lain : pencari kerja memiliki bidang keahlian yang berbeda satu sama lain, perusahaan yang membuka lowongan kerja hanya menerima pada posisi atau keahlian-keahlian tertentu, dan informasi yang diberikan oleh perusahaan pembuka lowongan kerja tidak tersebar merata keseluruh tempat di negara tersebut berada. Alasan lain pengangguran akan tetap selalu ada adalah teori upah efisiensi. Upah efisiensi memberikan penjelasan bahwa dengan memberikan upah rata-rata diatas titik keseimbangan harga minimum gaji yang telah ditetapkan akan memberikan dampak bagi perusahaan untuk memertahankan pekerja yang secara linear akan mengalami efektifitas bekerja bagi perusahaan. Dampak yang diberikan jika perusahaan memertahankan upah diatas rata-rata antara lain : meningkatkan kesehatan pekerja karena pekerja akan mendapatkan asupan nutrisi yang sesuai dan bekerja dalam keadaan yang fit, memertahankan pekerja dengan pengalaman yang tinggi akan memberikan pilihan kepada perusahaan untuk tetap memertahankan pekerja dibandingkan perusahaan melakukan perekrutan yang dapat mengeluarkan biaya baik untuk pelatihan dan perekrutan, dan memberikan suatu efek psikologis bagi pekerja yang berada dalam perusahaan untuk bekerja lebih giat lagi sehingga perusahaan tak perlu membuka lapangan kerja yang baru.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar